Abuya |
MuhibbinAbuya.Com - Terkait Anak dan Istri Salah Seorang Santrinya - Seorang santri senior dari kepanjen Malang bernama Malik Salam. Ia cukup lama berada di Rubath Rushaifah. Setelah beberapa tahun mengabdi kepada Al Maghfur lahu As Sayyid Muhammad Alawi Almaliki Alhasani, ia mendapatkan restu dan bahkan di perintahkan untuk menikah dengan seorang santriwati yg juga berasal Malang. Di tahun kedua perkawinannya, mereka dikaruniai seorang putra yg bernama Anas, sebagai bentuk tabarrukan kepada shohabat ANAS bin Malik atas perintah almaghfur lahu Abuya.
Ceritanya begini, tidak lama berada di Mekah, tiba2 sang isteri meminta izin kepada Abuya untuk pulang ke negaranya sendirian, tanpa dibarengi sang suami KH. MALIK SALAM sebab saat itu Malik salam masih belum sampai ke batas wakti yg dikehendaki Abuya. Didoronh sikap Tho'atan (taat) kepada sang Guru (Abuya), ia rela melepaskan isterinya pulang meninggalkannya sendiri. Di saat itu, sang isteri sedang hamil muda.
Setelah beberapa bulan dari kepulangannya ketika mendekati waktu kelahiran anak pertamanya ia memberitahu kepada suaminya (Malik Salam) di Mekah. Malik salam pun memberitahukan hal itu kepada Abuya sekaligus meminta berokah dari beliau untuk menyematkan nama yg baim buat caoon anaknya itu. Dengan spontan, tanpa menanyakan jenis kelaminnya terlebih dahulu Abuya langsung memberinya nama Anas. SUBHANALLOH, tidak lama kemudian sang isteri benar2 melahirkan anak laki2 seperti yg di inginkan. Tidak hanya sampai disitu, bahkan Abuya memberi tambahan nama kepada Malik Salam lengkap dgn jenis kelaminnya calon anak2 Malik Salam selanjutnya. Beliau berkata kepada Malik Salam : "Hai Malik, anakmu ini beri nama Anas yg kedua nanti beri nama Alwi yg ketiga Abdulloh dan yg ke empat beri nama Ruqoyyah. betapa senang dan girangnya Malik Salam dgb pemberian nama itu. Padahal, ia hanya meminta satu nama kepad Abuya , tetapi beliau malah memberinya empat nama hibgga untuk anaknya yg nomer empat. SUBHANALLOH, tidak satu pun dari jenis jelamin anak2nya yg meleset dari pemberian nama Abuya.
Tidak hanya itu saja, bahkan itu merupakan isyaroh (isarat) bhw isteri Malik Salam tidak akan melahirkan lagi. Di samping itu, dawuh Abuya tersebut juga menjadi Isyaroh akan tibanya ajal sang isteri setelah ia melahirkan anak ke empatnya. tidak ada seorangpun yg memahami hal ini, tidak terkecuali KH. Malik Salam sendiri. Dan, ternyata benar. Setelah aang isteri melahirkan anak ke empatnya, tdk lama kemudian ia dipanggil untuk menghadap sang Kholiq Azza Wa Jalla. Di saat itulah, Malik Salam baru memahami pemberian nama oleh Abuya atas semua anaknya.
Naqro' fatihah li Abuya... Alfatihah....
Sumber Riwayat KH. Sholihin Jaiz & KH. Malik Salam