Abuya |
Di Musim haji tahun 1994, Al-Akh Abdullah bin Ahmad Al-Jufri
(Palu) – menantu Al-Habib Hasan Baharun (Bangil) – ditakdirkan oleh Allah
Subhanahu wa ta’ala menunaikan ibadah haji. Di sela-sela keberadaanya di
Mekkah, ia menyempatkan diri berkunjung ke alMaghfur lahu Abuya As-Sayyid
Muhammad bin Alawi Al-Maliki Al-Hasani seperti umumnya jama’ah haji Indonesia.
Lanjut cerita, alMaghfur lahu Abuya memanggil alfaqir (Habib
Musthofa Aljufri) untuk menyelesaikan suatu tugas, yang Alhamdulillah dapat
alfaqir menyelesaikan dengan baik. Lalau alMaghfur lahu Abuya dengan spontan
berkata kepada menantu al-ustadz hasan itu: “Hai Abdullah, kamu kenal anak ini?”
Al-Akh Abdullah menjawab: “Iya, Abuya. Dia musthofa al-jufri”. alMaghfur lahu kemudian
melanjutkan: “Dari mana kamu mengenalnya? Dia kana da disini dari sejak kecil. Apa
ada hubungan famili? Al Akh Abdullah berkata: “Saya baru saja mengenalnya,
wahai Abuya, sebelum bertemu antum.” Abuya kemudian berkata: “Oh ya? Tahukah
kamu, dia adalah tiang pondok ini. Dia tidak akan pulang meninggalkan pondok
ini kecuali setelah presiden kalian (soeharto) dilengserkan.
Subhanallah. Padahal tidak pernah terlintas sama sekali
dibenak kita sebagai masyarakat Indonesia bahwa pada suatu saat, presiden
soeharto akan dilengserkan dari jabatannya kecuali ajak menjemputnya. Mendengar
dawuh abuya, kami hanya tertawa saja. Kami anggap itu bagian dari canda beliau.
Ternyata, kurang lebih 4 tahun dari kejadian itu, alfaqir
diizinkan pulang ke tanah air (setelah kami diajak rekreasi ke beberapa Negara Arab
bersama beliau). Dan setelah beberapa minggu berada di tanah air, alfaqir
ditakdirkan bertemu dengan al akh Abdullah al-jufri ini di Bangil dalam suatu
acara. Maka disaat itulah ia mengingatkan alfaqir dihadapan rekan rekan kami
bahwa kepulangan alfaqir termasuk karomah alMaghfur lahu Abuya. Sebab di
hari-hari itu masyarakat Indonesia telah melakukan demo besar-besaran untuk
menggulingkan kekuasaan soeharto. Dan presiden itu akhirnya dapat dilengserkan
juga.
Subhanallah, ini sama tidak pernah terlintas di pikiran
seorang pun diantara kami.
Sumber Riwayar at-Tholib: Al faqir Musthofa aljufri dan
almuhib: al ustadz Abdullah aljufri