Pemasrahan Ayah Kepada Putranya |
MuhibbinAbuya.Com - Diceritakan
bahwa ada seseorang asal Suriya yang bermukim di Al-Madinatil Munawwaroh sedang
mengalami kesulitan hidup. Pada suatu malam, ia bermimpi bertemu dengan
As-Sayyid Alawi Al-Maliki (ayahanda al-Maghfur lahu Abuya As-Sayyid Muhammad).
Di dalam mimpi itu, As-Sayyid Alawi Al-Maliki menyuruhnya untuk mendatangi
putra beliau di Mekkah dan mengadukan kepadanya masalah yang sedang
dihadapinya.
Akhirnya,
orang Suriya itu datang ke Mekkah menuju kediaman al-Maghfur lahu Abuya di
ar-Rushaifah dengan membawa sebuah surat di tangannya. Sayangnya, ia datang di
waktu yang tidak tepat, yakni di siang hari. Sebab, siang hahri merupakan jam
istirahat bagi Abuya. Anehnya, orang itu tetap memaksa untuk dapat bertemu
dengan beliau.
Dengan berat
hati, disertai rasa takut si santri yang saat itu mendapat giliran menjaga
pintu – sebut saja Ubaid mengambil surat dari tangan orang itu, lalu
menyampaikannya kepada Abuya. Yaa Subhanallah, tidak seperti biasanya, beliau
langsung menerima surat itu – seolah sudah ada kontak batin sebelumnya antara
al-Maghfur lahu Abuya dengan ayahanda beliau, As-Sayyid Alawi. Padahal, saat
itu bukan jam tamu, melainkan jam istirahat.
Setelah
keduanya berbincang lama di ruang tamu, “Masya Allah”, sejenak kemudian
al-Maghfur lahu Abuya memberinya sebuah amplop yang berisi ribuan riyal (mata
uang Saudi Arabia) untuk memenuhi hajat orang Suriya itu. Masya Allah, alangkah
dermawannya guru kami ini. Keluhuran budi beliau sungguh mencerminkan akhlaq
mulia kakek beliau, baginda Rosulullah Shollahu ‘alaihi wasallam. Allohummar
zuqnaa syaian min karomihii wa akhlaaqihi.
Sumber
Riwayat Ath-Tholib: Al-Ustadz Ubaidillah Al-Idrus dan At-Tholib Al-Ustadz Ibnu
Hajar