Mencaci Muslim Itu Suatu Kefasikan, Membunuhnya Adalah Suatu Kekufuran (Bag.4)
Dapatkan beragam kitab-kitab Karangan Abuya Sayyid Muhammad bin Alawi Al Maliki Al Hasani di website www.kitababuya.com
oleh | Abuya Sayyid Muhammad ibn Alawi Al-Maliki Al-Hasani
diterjemahkan oleh | Ust. Kamal Muhlis
الحلقة الرابعة عشرة من كتاب مفاهيم يجب أن تصحح
تأليف إمام أهلالسنة والجماعة قرن 21 أبوي السيد محمد علوي المالكي الحسني
سباب المسلم فسوق وقتاله كفر 4
وكذلك قصة أسامة بن زيد حب رسول الله وابن حبه فيما رواه عنه البخاري عن أبي ظبيان قال : سمعت أسامة بن زيد يقول : بعثنا رسول الله صلى الله عليه وسلم إلى الحرقة ، فصبحنا القوم فهزمناهم ولحقت أنا ورجل من الأنصا رجلاً منهم ، فلما غشيناه قال : لا إله إلا الله ، فكف الأنصاري عنه وطعنته برمحي حتى قتلته ، فلما قدمنا بلغ النبي صلى الله عليه وآله وسلم ، فقال : يا أسامة ! أقتلته بعدما قال : لا إله إلا الله ، قلت : كان متعوذاً ، فما زال يكررها حتى تمنيت أني لم أكن أسلمت ذلك اليوم ، وفي رواية أخرى أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال له : ألا شققت على قلبه ، فتعلم أصادق أم كاذب قال أسامة : لا أقاتل أحداً يشهد أن لا إله إلا الله .
Mencaci Muslim Itu Suatu Kefasikan, Membunuhnya Adalah Suatu Kekufuran (4-empat)
Demikian pula mngenai kisah Usamah – kekasih Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan putra dari kekasih beliau – seperti diriwayatkan Imam Bukhari ra. dari Abu Zhibyan yang menyatakan bahwa Usamah bin Zaid pernah berkata : “Kami pernah diutus oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ke suatu kaum (Al Hirqah). Kami datangi mereka diwaktu pagi sehingga kami dapat mematahkannya. Aku dan seorang Anshar menemukan seseorang yang ketika kami sergap, dia mengatakan :
لا إله إلا الله
“Tiada Tuhan yang berhak diibadahi selain Allah”.
Orang Anshar itu tidak mau membunuhnya. Akulah yang menikamnya dengan tombakku sampai ia mati. Ketika kami kembali dari peperangan itu, berita tentang peristiwa tersebut sampai kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam maka beliau ber bersabda : “Wahai Usamah, apakah engkau membunuhnya setelah dia mengucapkan Laa Ilaha Illa Allah”. Kau menjawab : “Kaana Muta’awidza, dia mengucapkan itu hanya ingin dilindungi”. Belaiau terus menerus mengulangi sabdanya itu sampai-sampai aku berkeinginan (melamun) hari itu (lebih baik) aku belum masuk Islam.” Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepada Usamah bin Zaid : Mengapa tidak engkau bedah saja hatinya sehingga kamu mengetahui benar kebohongannya ? ” Usamah berkata : “Aku tidak akan memerangi (membunuh) seorang yang mengatakan Laa Ilaaha Illa Allah.”
Bersambung.